Dakwah Walisongo

 

Walisongo berasal dari dua akar kata “wali‟ dan „songo”. Kata wali itu sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya “dekat” atau “kerabat” , atau “teman”. Kata “wali” menurut istilah, ialah sebutan bagi orang-orang Islam yang dianggap keramat, penyebar agama Islam, mereka dianggap “kekasih Allah”. Kata “wali” dalam konteks ini merupakan kependekan dari waliyullah yang biasa diartikan yang dekat dengan Allah.

Kata selanjutnya dari istilah Walisongo adalah kata “Songo” itu sendiri. Ada yang berasumsi bahwa kata songo juga berasal dari bahasa kata Arab, yakni “tsana” yang maknanya sama dengan kata “mahmud”, artinya terpuji atau mulia. Sebagian lain ada mengatakan „sana‟ berarti tempat, daerah atau wilayah. Sementara yang lain ada yang mengatakan, “songo” berasal dari bahasa Jawa yang artinya menunjuk pada bilangan sembilan, yakni beberapa wali yang terkenal itu dengan jumlah sembilan orang.

Walisongo secara sederhana artinya sembilan orang yang telah mencapai tingkat Wali, suatu derajat tingkat tinggi yang mampu mengawal babahan hawa sanga (mengawal sembilan lubang dalam diri manusia), sehingga memiliki peringkat wali. Para Walisongo tersebut adalah:

a) Sunan Maulana Malik Ibrahim

Sunan Maulana Malik Ibrahim atau disebut dengan Sunan Gresik, dalam cerita rakyat terkadang Maulana Malik Ibrahim disebut sebagai Syeikh Maghribi. Beliau datang ke Jawa pada tahun 1404 M.

b) Sunan Ampel

Sunan Ampel memiliki nama asli yaitu Raden Rahmat,sedangkan nama Ampel atau Ampel Denta diambil dari tempat tinggal Sunan Ampel yang berada di dekat Surabaya. Sunan Ampel merupakan pelopor berdirinya kesultanan islam pertama di pulau Jawa yang dipimpin oleh muridnya, yaitu Raden Fatah yang ditunjuk meenjadi Sultan Demak. Selain itu Sunan Ampel juga ikut mendirikan Masjid Agung Demak pada tahun 1479 M.

c) Sunan Giri

Sunan Giri merupakan wali dan juga pendiri kerajaan Giri Kedaton yang berada di Desa Giri,Gresik,Jawa Timur. Sunan Giri mempunyai beberapa panggilan diantaranya yaitu Raden Paku, Sultan Abdul Faqih,Joko Samudra, dan yang sering kita dengar yaitu Raden Ainul Yaqin.

d) Sunan Bonang

Sunan Bonang merupakan putra dari Sunan Ampel,nama aslinya yaitu Raden Makdum Ibrahim. Sunan Bonang terkenal sebagai penggubah tembang-tembang Jawa dan juga membuat gending untuk berdakwah. Beliau juga dianggap sebagai penemu salah satu alat musik gamelan yang diberi nama “bonang”.

e) Sunan Drajat

Sunan Drajad juga merupakan putra dari Sunan Ampel ,nama aslinya adalah Raden Syarifudin, atau dikenal juga dengan nama Raden Qasim

f) Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga memiliki nama asli Raden Sahid. Sunan Kalijaga dikenal sebagai tokoh seniman wayang, yang berdakwah menyebarkan islam melalui seni wayang. Beliaulah yang memunculkan tokoh punakawan (gareng,petruk,semar,bagong).

g) Sunan Kudus

Sunan Kudus atau Ja‟far Sadiq. Beliau merupakan pencipta gending maskumambang dan Mijil.

h) Sunan Muria

Sunan Muria atau Raden Umar Said, beliau berdakwah di wilayah Gunung Muria, beliau merupakan putra dari Sunan Kalijaga.

i) Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah. Sunan Gunung Jati merupakan cucu dari Raja Pajajaran yaitu Prabu Siliwangi. Beliau menyebarkan islam terutama didaerah Jawa Barat. Syarif Hidayatullah juga merupakan pendiri kesultanan Cirebon.

Peran Dakwah Walisongo Gerakan dakwah walisongo dimulai padda saat zaman kerajaan Demak hingga masa Mataran Islam, yang mana peranannya pada saat itu cukup besar. Pada masa Demak, pemerintahan yang dipusatkan di wilayah pesisir dengan kontrasi perekonomian masyarakat dalam sektor perdagangan. Selain itu, kerajaan Demak yang memiliki armada laut yang sangat maju, dengan dukungan dari kerajaan dan keulamaan walisongo maka Islam dengan mudah dan cepatnya menyebar di seluruh tanah Jawa. Proses penyebaran Islam yang dilakukan selaras dan mengikuti kepercayaann dan adat istiadat lama.

A. Ajaran Walisongo

Ajaran yang disampaikan oleh walisongo ialah meliputi 3 pokok ilmu agama yakni : Ilmu Tauhid, Ilmu Fiqh, Ilmu Tasawuf yang tersusun menurut sistematikanya. Salah satu lembaga pendidikan yang berlangsung sejak awal perkebangan Islam di Jawa seta memiliki banyak peranan dalam menyebarkan agama Islam ialah pesantren. Bermula dari beberapa pesantren yang didirikan para Wali Songo itu, akhirnya tahap demi tahap jumlahnya semakin banyak serta tersebar di berbagai pelosok daerah Jawa, bersamaan dengan semakin banyaknya penduduk yang memeluk agama islam. Dari pesantren itu lahirlah suatu lapisan masyarakat dengan tingkat kesadaran dan pemahaman islam yang relatif utuh dan lurus.

B. Strategi dan Metode Dakwah Walisongo

Strategi walisongo Strategi diartikan usaha usaha dan tatacara untuk menguasai dan mendayagunakan segala potensi sumber daya untuk mencapai tujuan. Beberapa strategi walisongo dalam dakawah diantara lain sebagi berikut:

a) Pembagian wilayah dakwah.

Para walisongo dalam melakukan kegiatan dakwahnya sangat memperhitungkan wilayah strategis. Para walisongo dikenal dengan jumlah Sembilan orang tersebut melakukan pemilihan wilayah dakwahnya dipertimbangkan pula dengan faktor geotrategi yang sesuai dengan kondisi zamannya.

Kesembilan wali tersebut membagi wilayah dakwah dengan rasio 5:3:1. Jawa Timur mendapatkan perhatikan yang besar dari para walisongo. Jawa Timur ada lima wali dengan territorial dakwah yang berbeda. Pertama Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Sunan Giri, Sunan Ampel di Surabaya, Sunan Bonang sedikit ke utara di Tuban, dan Sunan Drajat di Sedayu. Berkumpulnya kelima wali di Jawa Timur karena kekuasaan politik saat itu berpusat diwilayah ini seperti kerajaan Kediri di Kediri dan Majapahit di Mokokerto. 

Di Jawa Tengah wliyah dakwah di daerah Demak, Kudus dan Muria. Di jawa tengah kekuasaan politik hindu dan budha sudah tidak berperan lagi. Para wali melihat bahwa masyarakat masih dipengaruhi oleh budaya yang bersumber dari ajaran. Para wali mengukai sebgai media komunikasi yang memiliki pengaruh terhadap pola pikir masyarakat. Di jawa barat, menempatkan seorang wali yaitu Sunan Gunung Jati

b) Sistem dakwah dilakukan dengan pengenalan ajaran islam melalui pendekatan persuasif yang berorientasi pada penanam aqidah isalm yang sesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

c) Melalukan perang ideologi perang ideologi ini untuk memberantas etos dan nilai-nilai dogmatis yang bertentangan dengan aqidah islam, dimana para ulama harus menciptakan mitos dan nilai-nilai tandingan yang baru yang sesuai dengan islam. contoh Raden Rahmat membuat nilai tandingan bagi ajaran yoga tantara yang berazaskan (ma-lima). 

d) Melakukan pendekatan dengan para tokoh yang dianggap mempunyai pengaruh di sutau tempat dan berusaha menghindari konflik.

e) Berusaha menguasai kebutuhan-kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, baik kebutuhan yang bersifat materil maupun spiritual.

C. Adapun stragei yang digunakan oleh setiap walisongo sebagai berikut9 :

a) Maulana Malik Ibrahim

Pola pengembangan dakwah Maulana Malik Ibrahim yang dilakukan adalah

- Bergaul dengan para remaja

- Membuka pendidikan pesantren.

b) Sunan Ampel

Sunan ampel merupakan mempelapori pendirian masjid Agung Demak. Masjid tersebutlah yang kemudian dirancang sebagai sentral seluruh aktivitas pemerintah dan sposial kemasyarakat dan masjid inilah yang kemudian dikenal dengan masjidnya para wali.

c) Sunan Giri

- Membina kader da’i inti yaitu mereka yang didiik di perguruan sunan Giri

- mengembangkan islam keluar pulau jawa, yakni dengan mengirim muridnya kepelosok-pelosok Indonesia untuk menyiarkan islam.

- menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat secara luas yaitu mewujudkan gamelan saketan, kesenian wayang kulit yang sarat berisi ajaran islam, merintis permainan anak anak uyang berisikan ajaran islam, serta mengarang lagu jawa yang disispkan dengan jaran islam.

- menciptakan berbagai jenis permainan anak seperti jelungan, jamuran, gendi gerit

d) Sunan Bonang

Pola pengembangan dakwah Sunan Bonang yang dilakukan adalah:

- Dakwah menggunakan kesenian dan kebudayaan untuk menarik simpati masyarkat.

- Pemberdayaan dan peningkatan jumlah dan mutu kader da‟i

- Memasukkan pengaruh islam kedalam kalangan bangsawan karaton majapahit

- Terjun langsung ditentang-tengah masyarakat.

- Melakukan kondifikasi atau pembukuan dakwah. kodifikasi pesan dakwah atau ajarannya dilakukan oleh para muridnya

e) Sunan Kalijaga

- Mendirikan pusat pendidikan

- Berdakwah lewat kesenian

- Memasukkan hikayat-hikayat silam ke dalam permaianan wayang 

f) Sunan Gunung Jati

Melakukan pembinan intern kesultan dan rakyat yang masuk dalam wilayah Demak

g) Sunan Drajat

- Mendirikan pusat-pusat pos bantuan

- Menanamkan ajaran kolektivisme yaitu ajaran untuk bergotongroyong

- Di bidang kesenian beliau menciptkan tembang-tembang jawa yaitu pangkur

- Menjalankan dakwanya mengutamakan prinsip sosial kemasyarakatan

h) Sunan Kudus

Sunan Kudus merupakan seorangg pujuuangga besar yang memiliki kreativitas yang mampu mengarang dongeng-dongeng pondok yang bersifat dan berjiwa seni islam dan dengan kreativitas yang dimiliki beliau tersebut mampu membaur dengan masyarakat. 

i) Sunan Muria

Pola pengembangan dakwah Sunan Muria yang dilakukan adalah:

- Menjadikan daerah pelosok pelosok pengunungan sebagai pusat kegiatan dakwah

- Berdakwah melalui jalur kesenian dengan menciptkan sinom, kinanti dan sebagainya.

D. Metode dakwah Walisongo

a) Al hikmah (kebijaksanaan) merupakan kemampuan dan ketepatan da‟I dalam memilih, dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad‟u/ objek dakwah

b) Al Mau’izha Al Hasanah (nasihat yang baik) meurpakan memberikan nasehat dengan kata-kata yang masuk ke dalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan kedalam peraasan

c) Al Mujadalah Billati Hiya Ahsan ( berbantah-bantah dengan jalan sebaik-baiknya) merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argmentasi dan bukti yang kuat.


Komentar

Postingan Populer