Sejarah Tasawuf




Sejarah Tasawuf

》 Tasawuf pada Masa Rosulullah saw
Tasawuf sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad saw, namun dizaman Nabi saw belum dijadikan sebagai ilmu formal seperti sekarang ini. Tasawuf di era nabi Muhammad saw merupakan suatu relaitas tanpa nama. Pola hidup nabi saw yang sederhana, zuhud, tawadu', dan menfokuskan diri untuk beribadah kepada Allah diyakini sebagai benih-benih munculnya tasawuf. Hal seperti ini pulalah yang dilakukan para sufi.

》 Tasawuf pada Masa Khulafaur-Rasyidin
Masa Khulafaur-Rasyidin adalah masa kehidupan empat sahabat besar setelah nabi Muhammad saw wafat, yaitu masa Abu Bakar Al-Syidfiq, Umar ibn Al-Khattab, Usman ibn Affan, dan masa Ali ibn Abi Thalib. Pada masa Khulafaur-Rasyidin tasawuf tidak berbeda jauh dengan masa Rosulullah saw, karena pada masa ini para sahabat diyakini sebagai murid langsung Nabi saw yang dalam segala perbuatan dan ucapan mereka senantiasa mengikuti tata cara kehidupan Nabi Muhammad saw.  Sehingga apa yang diajarkan dan diperintahkan oleh Nabi saw langsung dikerjakan oleh para sahabat.
Selain merujuk dari keempat khalifah, para suffi juga merujuk pada kehidupan para "ahlu suffah" yaitu para sahabat Nabi yang tinggal di Masjid Nabawi di Madinah yang senantiasa berpegang teguh pada aqidah dan selalu mendekatkan diri kepada Allah.

》Tasawuf Abad 1-2 Hijriyah
Tasawuf pada abad ini ini dikenal juga dengan fase Asketisme (Zuhud). Zuhud adalah sikap melepaskan hati dari pengaruh duniawi dan memfokuskan diri untuk mendekat kepada Allah. Sehingga pada fase ini banyak individu dari kalangan kaum muslim yang lebih memusatkan dirinya pada ibadah dan tidak mementingkan urusan duniawi. Dalam hal ini ini tidak serta merta kaum muslim meninggalkan urusan duniawi namun dimaknai urusan duniawi digunakan untuk sarana mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai kebahagiaan akhirat. Pada fase ini dipandang sebagai pengantar kemunculan tasawuf.
Pada paruh abad ke-2 hijriah istilah Sufi sudah mulai digunakan, salah satunya oleh Hasan Al Bashri. Beliau adalah ulama dan cendekiawan muslim yang hidup pada masa awal kekhalifahan Umayyah.

》Tasawuf Abad 3-4 Hijriyah
Pada abad ini tasawuf berkembang menjadi ilmu moral keagamaan atau ilmu akhlak keagamaan. Para sufi menaruh perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan jiwa dan tingkah laku tasawuf yang kemudian tasawuf menjadi sebuah disiplin ilmu tentang kebatinan yang mulai memperhatikan sisi-sisi teoritis psikologis dalam rangka perbaikan tingkah laku, dimana tasawuf ditujukan sebagai metode untuk perbaikan akhlak.
Pada abad ke-3 dan ke-4 muncul tokoh-tokoh tasawuf seperti Al-Junaid dan Sari Al-Sakhati serta Al-Kharraz yang  memeberikan pengajaran dan pendidikan kepada para murid dalam sebuah bentuk jamaah.
Abad ini juga ditandai dengan bercampurnya tasawuf dengan filsafat, menjadikan tasawuf sukar dipahami, dengan munculnya istilah-istilah, seperti fana', ittihad, hulul, dan lain-lain.

》Tasawuf Abad 5 Hijriyah
Pada abad ini tasawuf filsafat mengalami kemunduran yang luar biasa. Kemudian muncul tasawuf sunni yang mengalami kemajuan yang pesat dengan ditandai munculnya tokoh-tokoh tasawuf sunni seperti Abu Ismail Abdullah bin Muhammad Al-Anshari Al-Harawi (396-481 H).
Puncak kecemerlangan tasawuf sunni adalah pada masa Al Ghazali, yang mana beliau mendapat gelar Hujjatul Islam karena keluasan ilmunya dan kedudukannya yang tinggi.

》Tasawuf Abad 6-7 Hijriyah

Pada abad ini muncul beberapa aliran tasawuf Amali yang ditandai lahirnya beberapa tokoh tarekat besar seperti Syekh Abdul Qodir Al-Jailani di Baghdad (470-561 H), Ahmad bin Ali Abdul Abbas Ar-Rifa'i di Irak (Wafat 578 H)
Pada abad ini mulai berkembang tarekat yakni sebuah madrasah yang bertujuan membimbing salon Sufi menuju pengalaman Ilahi melalui teknik dzikir tertentu dengan menghadirkan guru dari masing-masing tarekat tersebut.
Memasuki pada abad 7 Hijriyah tasawuf filsafat mengalami kemajuan kembali yang dimunculkan oleh tokoh terkenal yakni Ibnu Arabi. Beliau berhasil menemukan teori baru dalam bidang tasawuf filsafat, yakni tentang "Wahdatul Wujud" yang banyak diikuti oleh tokoh-tokoh lainnya seperti itu Ibnu Sab'in, Jalaludin Ar Rumi, dan sebagainya.
Sesudah abad ke-7 ini tidak ada lagi tokoh-tokoh besar yang membawa ide dalam hal pengetahuan tasawuf jika pun ada itu hanyalah sebagai seorang pengembang ide para tokoh pendahulunya.

》Tasawuf Modern (Neo-Sufism)
Tasawuf modern adalah penghayatan keagamaan esoteris yang mendalam tetapi tidak dengan serta merta melakukan pengasingan diri (uzlah). Neo-sufisme menekankan perlunya keterlibatan diri dalam masyarakat secara lebih daripada sufisme terdahulu, sehingga tasawuf di era modern lebih mengedepankan bagaimana seseorang yang mendekatkan diri kepada Tuhan dan juga mengajak orang lain untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

》Kesimpulan《
Tasawuf sudah ada sejak zaman Rosulullah saw,  meskipun hanya dalam bentuk praktek realitas sehari hari dilihat dari cara hidup nabi dan tasawuf belum menjadi sebuah disiplin ilmu seperti sekarang ini. 
Perkembangan tasawuf di era Khulafaur-Rasyidin juga tidak berbeda jauh dengan masa Rosulullah saw dimana tasawuf hanya suatu realitas praktik yang dilakukan para sahabat
Seiring berkembangnya zaman tasawuf mulai berkembang pula. Dimana pada abad pertama dan kedua hijriyah, orang-orang mukmin melakukan praktik tasawuf dengan berlaku zuhud yakni mengutamakan urusan akhirat dibanding dunia. Pada abad ini istilah sufi mulai terdengar. 
Pada abad 3-4 hijriyah tasawuf mulai dijadikan sebagai disiplin ilmu tentang kebatinan yang mulai memperhatikan sisi-sisi teoritis psikologis dalam rangka perbaikan tingkah laku. Dan mulai muncul tasawuf filsafat
Pada abad ke-5 tasawuf filsafat mengalami kemunduran dan digantikan dengan filsafat sunni yang mengalami kejayaan
Pada abad ke-6 dan ke-7 hijriyah muncul kembali beberapa aloran filsafat, dan pada abad ini pula tasawuf filsafat mengalami kejayaan kembali dan mulai muncul tarekat yang mengajarkan ilmu tasawuf. Namun setelah abad ini tidak ada lagi tokoh-tokoh tasawuf dengan pemikiran/ide barunya.
Tasawuf dizaman sekarang lebih dikenal dengan tasawuf modern, dimana tasawuf juga tidak serta merta menolak perkembangan teknologi informasi namun juga harus menselaraskan dengan TIK. Dimana tasawuf modern ini lebih mengedepankan untuk mengajak orang lain bersama-sama untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, berbeda dengan tasawuf diawal-awal tahun hijriyah yang mengutamakan hidup zuhud untuk masing-masinh pribadi.








Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer