MAQAMAT DALAM TASAWUF : TAUBAT DAN SABAR
Maqomat
Dalam Dunia Tasawuf
Maqom adalah kedudukan atau tahapan seorang sufi berada. Sedangkan pengertian maqamat adalah bentuk jamak dari kata maqam, yang secara bahasa berarti pangkat atau derajat. Dalam bahasa Inggris, maqamat disebut dengan istilah stations atau stages. Sementara menurut istilah ilmu tasawuf, maqamat adalah kedudukan seorang hamba di hadapan Allah, yang diperoleh dengan melalui peribadatan, mujahadat dan lain-lain, latihan spritual serta (berhubungan) yang tidak putus-putusnya dengan Allah swt.
Maqamat Taubat
Pengertian Taubat
Secara etimologi,
taubat berasal dari bahasa
Arab. Yaitu dari kata
ة بو ت – بوت
ي – با ت yang
artinya kembali dari maksiat
kepada taat. Secara terminologi islam
arti taubat adalah meninggalkan maksiat
dalam segala hal, menyesali dosa yang
pernah di perbuat dan
tidak mengulanginya kembali. Dalam
KBBI arti taubat adalah dengan
sadar dan menyesal akan dosanya
dan berniat untuk memperbaiki perilaku yang dilakukannya. Diartikan juga kembali
kepada agama dan
jalan yang benar. Sedangkan daubat menurut istilah para sufi adalah kembali kepada ketaatan dari perbuatan maksiat, kembali dari nafsu kepada haq (jalan kebenaran)
Al-taubah adalah
langkah yang harus di
tempuh untuk mencapai makhrifat,
kecendrungan kaum sufi melakukan perbuatn baik, termaksud taubah bukan atas dasar takut siksaan neraka
atau kehendak memperoleh pahala surga, melainkan semata-mata Karena cinta dan rindunya
kepada Allah Swt. Taubat dibagi
menjadi tiga macam :
- Al-taubah bagi orang awam, yaitu menyesali dan meninggalkan dosa - dosa lahir, seperti pembunuhan, zina, pencurian dan sebagainya.
- Al-taubah bagi orang khawwas, yaitu menyesali dan meninggalkan dosa - dosa batin, seperti kesombongan, keangkuhan dengki dan sebagainya.
- Al-taubah bagi orang khawwas al - khawwas, yaitu menyesal dan meninggalkan perbuatan lalai dari zikir, Karena keistimewaan gologan ini adalah batinnya selalu ingat akan Allah swt.
Dalil Tentang Taubat
Dalam ayat 8 surat at- Tahrīm (66) Allah berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟
تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ
عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ
يَوْمَ لَا يُخْزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ ۖ
نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ
أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَٱغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada
Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan
menghapus kesalahan-kesalahanmu
dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi
dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya
mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan
mereka, sambil mereka berkata, Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami
dan ampunilah kami; sungguh, Engkau Maha
Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At-Tahrim 66: Ayat 8)
Taubat Menurut Para Tokoh Sufi
> Imam al-Ghazali
Beliau berpendapat bahwa, taubat adalah suatu usaha dari beberapa pekerjaan hati. Imam al-Ghazali menekankan bahwa, para pelaku ibadah diharuskan untuk ber-taubat karena dua hal:
- Supaya berhasil memperoleh pertolongan untuk mencapai ketaatan kepada Allah Swt.
- Supaya semua amal ibadahmu diterima oleh Allah Swt.
> Rabi‟ah Al-Adawiyah
Beliau berpendapat, taubat (taubah) adalah tahap pertama dalam Jalan menuju Tuhan, karena dosa itu dinding antara manusia dan Tuhannya. Jadi, Taubat adalah bagian terpenting dalam kehidupan menuju Allah. Tidak ada ibadat yang benar apabila tidak disertai rasa pertaubatan.
Taubat pun
juga mempunyai beberapa tingkatan:
- Tingkat pertama dari taubat adalah dengan membiarkan seseorang merasa bersalah dan menyesali perbuatannya secara mendalam.
- Tingkat kedua, penyesalan (taubat) berarti menghapuskan kebiasaan masa lalu serta perilaku yang terus diulang oleh seseorang.
- Tingkat ketiga, menekankan bahwa bertaubat berarti membebaskan seseorang dari kecenderungan untuk tidak adil, rasa permusuhan, serta terhapusnya dorongan prasangka yang merusak.
> Dzun Nun Al-Mishri
Dzun Nun Al-Misri
mengatakan, “Meminta ampun dari dosa tanpa menanggalkan dosa tersebut, merupakan tobat para pendusta. Barang siapa bertobat,
kemudian tidak melanggar atau memutus tobatnya, maka ia termasuk orang yang
bahagia. Jika ia melanggar satu atau dua
kali, lalu memperbarui taubatnya, maka diharapkan ia nantinya akan semakin bisa menjaga taubatnya, sebab segala sesuatu sudah ada ketentuannya.”
Al-Misri membagi taubat menjadi tiga tingkatan, yaitu:
- Orang yang bertaubat karena dari dosa dan keburukannya
- Orang yang bertaubatdari kelalaiannya dan kealfaannya dalam mengingat Tuhan
- Orang yang bertaubat karena memandangkebaikan dan ketaatannya.
Maqamat Sabar
Pengertian Sabar
Secara harfiah, sabar
artinya tabah hati. Di kalangan para
sufi, sabar diartikan sabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah, dalam
menjauhi segala larangan-Nya, dan dalam
menerima segala percobaan yang ditimpakan-Nya pada diri kita. Sabar merupakan salah satu dari sekian maqamat untuk menuju kepada
ma‟rifat.
Dalam perspektif tasawuf sabar berarti menjaga menjaga adab
pada musibah yang menimpanya, selalu
tabah dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya serta tabah menghadapi segala peristiwa. Sedangkan m akna
sabar menurut ahli sufi pada
dasarnya sama yaitu sikap menahan diri
terhadap apa yang menimpanya
Pembagian Sabar, sabar dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Sabar terhadap
maksiat
Yaitu menhan diri
untuk menghindari perbuatan
jahat, dan dari perbuatan hawa nasu, dan
menghindarkan diri dari, semua pebuatan yang
mempunyai kemungkinan untuk
terjerumus kedalam jurang kehinaan.
2. Sabar dalam
menghadapi ibadah
Sabar dalam menghadapi
ibadah, dasarnya ialah
prinsip-prinsip islam yang sudah lazim, pelaksanaanya perlu latihan yang tekun dan terus menerus, seperti latihan
shalat, ini merupakan kewajiban
yang memerlukan kesabaran.
3. Sabar dalam menahan diri dari kemunduran
Yaitu menhan diri dari surut kebelakang dan tetap berusaha untuk mempertahankan sesuatu yang telah di yakininya, misalnya pada saat membela kebenaran, melindungi kemaslahatan, mempertahankan harta dari perampok, menjaga nama baik
Dalil Tentang Sabar
Sikap sabar sangat dianjurkan dalam ajaran al-Qur‟an, Allah
berfirman;
وَٱصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ وَلَا تَحْزَنْ
عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِى ضَيْقٍ مِّمَّا يَمْكُرُونَ
Artinya: Bersabarlah dan Tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. (QS. An-Nahl: 127).
Sabar Menurut Tokoh Sufi
> Al-Ghazali
Al-Ghazali membagi sabar berdasarkan tingkat pengendalian nafsu dalam diri manusia, yaitu terbagi menjadi tiga tingkatan:
- Orang yang sanggup mengalahkan hawa nafsunya karena ia mempunyai daya juang yang tinggi.
- Orang yang kalah oleh hawa nafsunya, ia telah mencoba bertahan atas dorongan hawa nafsunya, tetapi karenya kesabaranya lemah maka ia kalah.
- Orang yang mempunyai daya tahan terhadap dorongan nafsu tapi suatu ketika ia kalah karena besarnya dorongan nasu. Meskipun demikian, ia bangun lagi dan terus bertahan dengan sabar atas dorongan nafsu tersebut.
> Dzun Nun al-Misri
Dzun Nun al-Misri mengatakan sabar artinya menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah, tetapi tenang ketika mendapatkan cobaan, dan menampakkan sikap cukup walaupun sebenarnya bearada dalam kefakiran dalam bidang ekonomi.
> Al-Kalabadzi
Al-Kalabadzi,
mengatakan bahwa sabar
adalah pengharapan akan kesenangan atau kegembiraan dari Allah,
dan ini merupakan pengabdian yang
paling mulia dan
paling tinggi. Tetapi sabar
pada tingkat yang lebih tinggi adalah
‟sabar atas kesabaran‟ maksudnya seseorang tiak seharusnya mencari kesenangan
atau kegembiraan apa pun.
Kesimpulan
Dari uraian diatas
dapat disimpulkkan bahwa Maqamat dalam tasawuf adalah kedudukan seorang hamba di
hadapan Allah, yang diperoleh dengan melalui
peribadatan, mujahadat dan
lain-lain. Dalam rangka meraih derajat kesempurnaan, seorang sufi
dituntut untuk melampaui tahapan-tahapan
spiritual, memiliki suatu konsepsi
tentang jalan (tharikat) menuju Allah
swt., jalan ini dimulai dengan latihan-latihan rohaniah (riyadhah)
lalu secara bertahap menempuh berbagai fase yang dalam
tradisi tasawuf dikenal dengan maqam (tingkatan).
Maqamat dalam tasawuf meliputi maqamat taubat dan sabar,
taubat diartikan dengan meninggalkan maksiat
dalam segala hal, menyesali dosa yang pernah
di perbuat dan tidak
mengulanginya kembali. Sedangkan sabar di kalangan para sufi, sabar
diartikan sabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah, dalam menjauhi segala larangan-Nya, dan dalam menerima segala percobaan yang ditimpakan-Nya pada
diri kita. Jadi taubat dan Sabar merupakan salah satu dari sekian maqamat untuk
menuju kepada ma‟rifat.
bagus, semoga selalu istiqomah dalam berkarya
BalasHapus